Wejangan Mbah Idris tentang Wahabi
Pada tahun awal 2009 silam saya pernah mengikuti acara pengajian
ALmaghfurlah KH Idris Marzuki Lirboyo. Acara dilaksanakan di Pondok
Pesantren Al-Fattah Singosari, asuhan KH Ja’far Shadiq atau biasa
disebut Gus Ja’far. Acara ini digelar oleh alumni dan masyarakat umum
dalam rangka turba persiapan perayaan Harlah satu Abad lirboyo. Turut
dalam acara ini Al-Mukarram KH Abdullah Kafabih Mahrus.
Dalam kesempatan itu, selain diisi dengan pemberian ijazah “Dala’ilul
Khairat” oleh KH Idris, juga ada mau’idzah hasanah oleh beliau, kepada
semua yang hadir. Dalam ceramahnya ini KH Idris menjelaskan tentang
pentingnya pendidikan pesantren bagi generasi masa depan.
Disamping itu, Putra dari KH Marzuki Dahlan ini juga menerangkan
tentang isi dari sebuah kitab kecil yang seingat saya dibawanya. Tapi
waktu itu saya tidak tahu nama kitab tersebut karena pendengaran saya
kurang teliti. Tapi yang jelas telinga saya mendengar bahwa kitab yang
diterangkan ini ditulis oleh Muhammad bin Abdul Wahab pendiri Wahabi.
Dalam kitab itu seingat saya KH Idris menjelaskan tentang klarifikasi
Muhammad bin Abdul Wahab bahwa jika ada yang mengatakan bahwa dirinya
telah membid’ahkan tawassul maka itu adala kebohongan yang besar. KH
Idris membacakan kitab kalimat “Buhtanun Adhim” dalam kitab itu.
Saat ini, setelah Al-Mukarrom KH Idris telah berpulang tahulah saya
nama kitab itu. Dalam sebuah buku yang diterbitkan Lembaga Takmir Masjid
(LTM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berjudul “Tradisi Amaliah
NU dan Dalil-dalilnya” disebutkan:
“Sesungguhnya Sulaiman bin Suhaim telah menyandarkan
pendapat-pendapat yang tidak saya katakan, diantaranya adalah: saya
mengkafirkan orang-orang yang bertawassul terhadap orang Shalih, dan
saya katanya, mengkafirkan Syaikh Al-Bushairy, dan telah membakar Kitab
Dalailul Khairat. Jawaban saya atas tuduhan di atas adalah, bawa itu
merupakan kebohongan yang besar.”
Pendapat ini dikutip dari kitab Muhammad bin Abdul Wahab yang berjudul: “Al-Muwajjahah li Ahlil Qashim.”
Dalam buku terbitan PBNU itu juga dikutip tentang keterangan Muhammad
bin Abdul Wahab saat ditanya tentang shalat Istisqa’. Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahab menjawab tidak masalah dalam shalat istisqa’ diselingi
tawasul kepada orang shalih. Pendapat ini dikutip dari kitab Rasail
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Subhanallah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar